Terduga Teroris Jepara Dikenal Pendiam
Jepara: Detasemen Khusus (Densus) 88 menangkap delapan terduga teroris di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Satu di antaranya warga Kabupaten Jepara, Jundi Mukhlis, warga RT2 RW2 Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Kepala Desa Sowan Kidul, Subandi, mengungkap Jundi merupakan anak yatim sejak dalam kandungan. Ibunya bekerja sebagai juru masak di Pondok Pesantren Al Muttaqin. Jundi mengenyam pendidikan di pondok pesantren tersebut.
Keluar dari pesantren terus merantau lama. Merantaunya ke mana, saya tidak tahu. Anaknya itu pendiam, belum lahir sudah yatim. Dari kecil saya tahu, karena rumahnya depan rumah saya," kata Subandi, di kantor balai desa, Jumat, 17 Mei 2019.
Subandi belum berkomunikasi dengan keluarga Jundi sejak penangkapan, Selasa, 14 Mei 2019. Jundi tinggal bersama mertua, istri, dan bayinya di Desa Sowan Kidul.
Dia menuturkan saat penangkapan dirinya tengah melakukan kerja bakti di balai desa bersama perangkat desa. Subandi tak tahu ada salah satu warganya ditangkap Densus 88.
"Baru sore hari, Pak Danramil datang ke rumah menanyakan apakah benar Jundi Muklis itu warga sini. Terus saya dilihatkan fotonya, ternyata benar warga saya," ujar Subandi.
Subandi mengetahui adanya penangkapan dari warga yang menyaksikan langsung. Dia tak mendapat pemberitahuan tertulis soal penangkapan Jundi.
"Pas itu ada warga saya yang mau menengok bayi (anak Jundi), kok di situ ada ramai-ramai. Setelah itu (penangkapan) baru masuk rumah menengok bayi dan baru tahu kalau tadi itu polisi,” ungkap Subandi.
Jepara: Detasemen Khusus (Densus) 88 menangkap delapan terduga teroris di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Satu di antaranya warga Kabupaten Jepara, Jundi Mukhlis, warga RT2 RW2 Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Kepala Desa Sowan Kidul, Subandi, mengungkap Jundi merupakan anak yatim sejak dalam kandungan. Ibunya bekerja sebagai juru masak di Pondok Pesantren Al Muttaqin. Jundi mengenyam pendidikan di pondok pesantren tersebut.
Keluar dari pesantren terus merantau lama. Merantaunya ke mana, saya tidak tahu. Anaknya itu pendiam, belum lahir sudah yatim. Dari kecil saya tahu, karena rumahnya depan rumah saya," kata Subandi, di kantor balai desa, Jumat, 17 Mei 2019.
Subandi belum berkomunikasi dengan keluarga Jundi sejak penangkapan, Selasa, 14 Mei 2019. Jundi tinggal bersama mertua, istri, dan bayinya di Desa Sowan Kidul.
Dia menuturkan saat penangkapan dirinya tengah melakukan kerja bakti di balai desa bersama perangkat desa. Subandi tak tahu ada salah satu warganya ditangkap Densus 88.
"Baru sore hari, Pak Danramil datang ke rumah menanyakan apakah benar Jundi Muklis itu warga sini. Terus saya dilihatkan fotonya, ternyata benar warga saya," ujar Subandi.
Subandi mengetahui adanya penangkapan dari warga yang menyaksikan langsung. Dia tak mendapat pemberitahuan tertulis soal penangkapan Jundi.
"Pas itu ada warga saya yang mau menengok bayi (anak Jundi), kok di situ ada ramai-ramai. Setelah itu (penangkapan) baru masuk rumah menengok bayi dan baru tahu kalau tadi itu polisi,” ungkap Subandi.
0 komentar:
Post a Comment