Berbagi Nasi Berkat
Makanan ini bukanlah sajian terkenal, mewah & mahal seperti sajian yang ada di Hotel Bintang 5, tapi ini adalah sajian rasa tanda syukur atas segala karunia yang telah diberikan Sang Pecipta kepada setiap hambanya atau biasa juga disebut Acara Syukuran yang diadakan dalam berbagai acara seperti Ibu Hamil, Khitanan, Menikah, Ibu Melahirkan, Peresmian Rumah dsb.
Secara tidak kita sadari, menu sajian Nasi Berkat yang diberikan secara cuma – Cuma dalam setiap ada acara syukuran ini menjadi symbol akan Bhinneka Tunggal Ika yang masih terus lestari. Yang tidak akan pernah hilang atau bahkan punah, dari hiruk pikuk kengakuhan kota metropolitan yang saling bersahutan dengan segala kemunafikan & kesombongan. Inilah sebuah perpaduan budaya, agama & tradisi yang membuat Indonesia lebih berwarna & indah dibanding Pelangi yang muncul disaat hujan selesai turun ke Bumi.
Dan sajian Nasi Berkat yang terselip diacara – acara sakral masyakarat Indonesia ini bukan hanya sekedar menghidangkan rasa manis, pedas & asam yang tertuang rapi disetiap menu nasi berkatnya. Tapi juga rasa berbagi yang tidak pernah mengenal mana kawan & mana lawan.
Entah dari siapa & bagaimana budaya nan sederhana ini ada, tapi yang jelas perlahan tetapi pasti. Seolah nilai budaya yang tertanam dalam setiap acara syukuran, mengajarkan sebuah pesan moral antar hubungan setiap manusia kepada Tuhannya. Untuk selalu dekat dengannya, dalam setiap kondisi apa pun & situasi bagaimana pun tanpa terkecuali.
Walaupun sinar matahari senja kian meredup sinarnya, tapi justru budaya syukuran ini tetap terjaga sinar kemilau hingga mentari pagi muncul kembali. Inilah suatu keistimewaan & keunikan budaya nan sederhana ini, yang bisa menyatukan antara si tua dengan si muda didalam satu atap kehidupan. Tanpa adanya perbedaan umur & pengalaman satu sama lain, yang menjadi tali pemisah antara kedua belah pihak yang sering kali kita jumpai.
Tidak pelak, hal ini membuat decak kagum bagi kita semua selama ini yang tidak mau peduli akan hal sederhana tersebut. Karena mampu membuat Atsmosfer, kedamaian dalam kehidupan sosial dimasyarakat Indonesia, yang saatnya ini sering terjadi perselisihan antara sesama anak bangsa yang hingga memakan korban jiwa berjatuhan dari Sabang hingga Merauke.
Kesimpulan : 1 orang tua saja bisa melestarikan 1 nilai budaya yang ada dibangsa ini, lalu kenapa 1000 anak muda tidak mampu & mau melestarikan 1 saja nilai budaya ?
0 komentar:
Post a Comment